Rabu, 26 Januari 2011

[mengharukan] Kisah Kehormatan Dalam Kebengisan Perang

- Sekilas -


Charlie Brown

Pada Desember 1943, sebuah bomber B-17 Flying Fortress dari 379 Flying Group dari Kimbolton, Inggris, bernama Ye Old Pub yang dikomandani oleh Letnan Charles L "Charlie" Brown, mengalami kerusakan berat pada saat misi pengeboman ke pabrik bom di Bremen, Jerman. Pesawatnya telah terkena serangan senjata AA ( anti-aircraft ) dan hantaman peluru pesawat Jerman.

Ketika mencoba untuk terbang kembali ke Inggris, sekitar 250 mil (400 km) jauhnya, dengan pesawat lumpuh dan tiga anggota awak terluka parah, Brown bertemu pesawat fighter Jerman ME-109 Messerschmitt yang diluar dugaan, daripada menembak jatuh B-17 yang sudah lumpuh, malah memberi hormat kru B-17 dan kemudian menghilang.

Franz Stigler adalah nama sang pilot ME-109 tersebut, seorang ace tempur Jerman dengan lebih dari dua lusin "kills", dan hampir 50 tahun kemudian, dua pilot bertemu di sebuah reuni dari 379 Flying Group di Seattle, Washington, USA.


Franz Stigler

- Kejadian -

Pada saat terbang pulang ke Inggris setalah menjalankan misi pengeboman yang mengakibatkan pesawat B-17 nya rusak berat, Brown entah bagaimana ternyata terbang melewati lapangan terbang milik Luftwaffe ( AU ) Jerman dimana Franz Stigler berdinas.



Mengetahui hal itu, komandan dari Stigler segera memerintahkan dia untuk lepas landas untuk memburu dan menembak jatuh pembom B-17 tersebut.

Ketika Stigler sampai di dekat B-17, ia tidak bisa mempercayai matanya. Dalam kata-katanya sendiri, dia belum pernah melihat pesawat dalam kondisi seburuk itu.




"Bagian ekor dan belakang rusak berat, dan penembak dibelakang juga terluka," katanya.

"Hidung pesawat itu hancur dan ada lubang di mana-mana. "

Meskipun memiliki amunisi, Stigler bukannya segera menembak jatuh pesawat pembom itu tetapi malah terbang ke sisi B-17 dan menatap Charlie Brown, sang pilot. Brown terlihat gugup dan berjuang keras untuk mengendalikan pesawatnya yg rusak dan bernoda darah.

dan hal yg sangat mengejutkan sekaligus menggugah nurani pun terjadi.

Stigler lalu mengawal B-17 yg berantakan itu sampai Laut Utara arah ke Inggris. Dia kemudian memberi hormat Charlie Brown dan berpaling, kembali ke Eropa daratan.

Charlie Brown dan sisa-sisa krunya menceritakan semua kejadian di briefing mereka, namun diperintahkan untuk tidak pernah membicarakannya.

Brown bertugas di USAF hingga pensiun sbg Letnan Kolonel pada tahun 1972. Namun, "insiden" tahun 1943 yang dialami Brown terus menghantuinya. Ia bertekad untuk mencari pilot musuh yang telah menyelamatkannya dan krunya. Brown menulis surat ke militer Jerman untuk mencari informasi, tapi hasilnya sangat sedikit kalau mau dibilang tak ada.

Tapi akhirnya perjuangannya membuahkan hasil, surat Brown di koran yang menceritakan tentang pencarian mantan pilot Luftwaffe mendapat respon dari Franz Stigler. Ternyata, dia adalah "malaikat" di atas langit Jerman tepat sebelum Natal, 1943.

usahanya membutuhkan waktu 46 tahun tetapi dia akhirnya berhasil pada tahun 1989, Brown menemukan orang itu. Mereka bertemu di AS pada reuni 379th Bomber Group, bersama dengan 25 orang yang masih hidup sekarang - semua karena Franz Stigler tidak pernah menembakkan senjatanya hari itu.


Charlie Brown dan Franz Stigler

Ketika ditanya mengapa dia tidak menembak mereka, Stigler kemudian mengatakan "Saya tidak sampai hati untuk menghabisi orang-orang berani itu"

"Aku terbang di samping mereka untuk waktu yang lama. Mereka berusaha mati-matian untuk pulang dan aku akan membiarkan mereka melakukannya.

"Saya tidak bisa menembak mereka. Ini akan jadi sama saja seperti penembakan seseorang yg sedang terjun payung."

Stigler berimigrasi ke Kanada dan tinggal dekat Vancouver. Setelah beberapa kali saling berkirim surat, Brown terbang ke sana untuk reuni. Kedua orang itu saling mengunjungi masing-masing beberapa kali dan muncul dipertemuan militer di baik Kanada dan Amerika Serikat.


Stigler sedang keluar dari kokpit Bf 109 di Sisilia setelah pulang dari tur Afrika

Dalam surat pertama ke Brown, Stigler menulis: "bertahun tahun lamanya saya bertanya-tanya apa yang terjadi pada B-17 dan para kru-nya. Apakah ia berhasil pulang dengan selamat? "

Stigler akhirnya mendapatkan jawaban, mereka ternyata berhasil !

Franz Stigler meninggal pada tanggal 22 Maret 2008. Charles Brown meninggal dunia pada tanggal 24 November 2008.



source : www.kaskus.us

3 komentar:

  1. Dalam peperangan pun, seorang yang berjiwa besar, perwira, dan kesatria tetap menjunjung tinggi etika, kehormatan, dan keberanian orang lain, karena perang bukan sekadar memenangkan pertempuran tapi terutama menunjukkan keadilan yang beradab. Mengakui keberanian dan perjuangan lawan yang jujur dan rendah hati mengakui keunggulan lawannya. Semua sifat tersebut hanya lahir dari sebuah peradaban bangsa yang berkepribadian kemanusiaan luhur berdasarkan Ketuhanan.

    BalasHapus
  2. Walaupun sama-sama pejuang yang bersenjata tapi bila keadaan musuh sudah tak berdaya hati nurani yang berbicara, dimana keinginan untuk saling menyelamatkan itu hadir. Berbeda sekali dengan ahlak zionis israel.

    BalasHapus